LOLIPOP
By : Anita Diar Farukhi
Dengan berlinang air mata aku terus
menatap batu nisan bertuliskan Sherly Regina Putri. Yang tak lain adalah
sahabatku sendiri. Sahabat yang tak akan mungkin bisa menemaniku lagi di dunia
ini. Aku membersihkan makam Sherly lalu aku menghiasnya dengan menaburkan bunga
di atas makamnya.
Masih tergambar jelas dalam
ingatanku kejadian itu. Kejadian yang tak pernah terfikirkan olehku dan tak pernah aku membayangkan hal itu
akan terjadi. Tiga bulan yang lalu ...
***
7 januari
2009
Aku melihat Sherly duduk sendiri di bangku
taman. Ia terlihat termenung sendiri. Ku langkahkan kakiku untuk menghampirinya
“hai Sher” sapaku
“iya Kiran” jawabnya
“kenapa Sher? Kok lemes banget sih”
“haha enggak kok Ran, perasaan kamu
aja kali”
“hehe iya kali yah. Ngapain kamu
duduk disini sendirian?”
“lagi pengen ajah hehehe”
“ohh ya Sher, hmmmm nanti temenin
aku ya?”
“boleh, kemana Ran?”
“cari permen lolipop”
“buat apa lolipop?” tanyanya
penasaran
“ngga buat apa-apa sih, tapi aku lagi
pengen banget makan lolipop, temenin yah”
“iya deh iya” kata Sherly sambil
tersenyum
Sorenya Sherly datang ke rumahku. Ia
mengenakan celana jeans hitam panjang dan baju polos berwarna kuning. Serta
pita berwarna kuning menempel di rambut lurusnya yang panjang.
“ciyeee cantik banget Sherly”
“hahaha apaan sih,makasih
deh”
Lalu aku dan Sherly pun berjalan
menyusuri jalanan kota. Kanan kiri banyak toko-toko tapi tak ada satu toko pun
ku lihat yang menjual lolipop.
Tak terasa dua jam sudah aku dan
Sherly berjalan kaki mencari lolipop. Tapi aku belum juga mendapatkannya.
“biasanya lolipop adanya di alun
alun kalo malam neng” kata salah satu karyawan toko kue ini
“oh gitu, iya udah makasih bang”
jawabku
Kemudian aku dan Sherly berjalan meninggalkan toko kue itu. Kami kembali
lagi menyusuri sepanjang jalanan kota.
“huffttt susah banget sih cari
lolipop” kataku kesal
“sabar ya Kiran kita pasti bisa
dapet lolipop yang kamu mau kok”
“ iya sher makasih ya”
“kita istirahat dulu aja yuk! Kita
minum dulu” ajak Sherly
“iya Sher”
Aku dan Sherly istirahat sejenak
sambil menikmati jus mangga di sebuah café kecil.
“gimana kalo ngga dapet lolipop yah,
aku pengen banget makan lolipop” kataku sedih
“capek juga” tambahku
“kamu tunggu sini aja ya” sahut Sherly
“kamu mau kemana?” tanyaku
“mau lanjut cari lolipop. Kamu kan
capek jadi kamu tunggu disini aja, biar aku yang cari” Ucap Sherly seraya melangkahkan kakinya
untuk kembali mencari lolipop.
“kamu nggak apa apa sendirian?”
“nggak apa apa kok Ran” jawab Sherly
“iya udah deh, makasih ya Sher”
“sama sama Kiran, tunggu ya” kata
Sherly sambil melambaikan tangan
Setengah jam kemudian aku melihat
Sherly di seberang jalan. Ia membawa lolipop besar berbentuk hati
“Kiran lihat aku bawa apa” teriak
Sherly dari seberang jalan
“ayyyeeee akhirnya dapat juga
lolipopnya” kataku sambil meloncat kegirangan
Sherly berlari kecil
menghampiriku.Tetapi saat Sherly
menyebrang jalan dari arah kanan jalan terlihat sebuah mobil yang melaju sangat
kencang. Lelaki yang menyetir mobil itu terlihat bersusah payah mengendalikan
kecepatan mobilnya.
Seketika aku berteriak “Sherly awaaaassssssss !!!!!!“
Braaaaakkkkkkkkkkkkkk !!!!!!!!
Aku tertegun melihatnya. Mobil itu tak bisa dikendalikan.
Kurasakan seluruh tubuhku gemetar. Aku berlari menghampiri Sherly yang
tergeletak di jalan. Aku histeris melihat tubuh Sherly yang penuh darah. Tangan
Sherly masih menggenggam lolipop, lolipop yang telah hancur berkeping keping.
***
Aku tersadar dari lamunanku. Tak terasa aku sudah satu jam
berada di depan makam Sherly. Aku mengusap air mataku yang terus menetes.
Tangan kananku mengelus ngelus nisan makam Sherly. Dalam hati aku berkata
“Sherly, kamu sahabat terbaikku. Aku yakin Tuhan pasti memberikan tempat
terindah untukmu disana”